Thursday, 10 November 2016

Generasi Curiga

Para pahlawan yang gigih memperjuangkan kemerdekaan dan menjaga persatuan NKRI mungkin tak pernah bepikir apalagi berharap pengakuan dari generasi anak-cucunya sebagai pahlawan.

Kini, negara yang diwariskan dihuni oleh generasi perebut masa depan, bukan masa depan bangsa dan negaranya, melainkan masa depan diri dan kelompoknya.

Dalam meraih masa depan yang diimpikan, generasi ini menjadikan yang lain sebagai lawan. Karenanya selain diri dan kelompoknya selalu dicurigai dan dianggap bisa membahayakan. Satu kelompok curiga pada yang lain, yang lain pun curiga pada kelompoknya. Begitulah seterusnya. Yang pemerintah curiga pada rakyat, rakyat curiga pada penguasanya. Yang tradisional curiga pada yang modernis, yang ilmuan curiga pada yang awam, yang politisi curiga pada penegak hukum, pun juga sebaliknya dan seterusnya. Semua saling curiga tiada ujungnya.

Setiap kelompok berlomba mencari alasan pembenar untuk meneguhkan keunggulan dan mendeklarisikan bahwa kelompoknyalah yang paling Indonesia, dan paling manusia.

"Apa bangsa kita memang seperti ini, selalu saja sibuk mencari masalah dan saling menyalahkan?" tanya seorang mubaligh dalam sebuah ceramahnya

Dalam suasana yang sudah terkotak-kan tak sedikit orang yang dilanda kebingungan, hendak kemana akan meluncurkan dukungan? Pergi ke tokoh atau kelompok ini dituduh liberal dan ke barat-baratan, sedang jika ke tokoh/kelompok itu dituduh radikal dan fundamental. Semakin membingungkan, karena yang dituduh liberal merasa bahwa tuduhan itu tak berdasar dan tak bisa dipertanggungjawabkan. Sedang yang dituduh radikal merasa segala tuduhan itu adalah cobaan atau ujian.

Sedang jika memilih berdiam diri tanpa pilihan juga tak membuat bebas dicurigai. Satu kelompok menuduh tak simpati dan tak punya hati, sedang oleh kelompok lain dituduh tak punya pendirian..

Jika hidup menuntut untuk memilih, kemana kiranya akan menjatuhkan pilihan dalam suasana yang penuh kecurigaan? bukankah semua berteriak lantang atas nama kebenaran, kesucian, kehormatan dan kemanusiaan?.. 

Biarlah hati nurani yang memberi jawaban..

Selamat Hari Pahlawan
Categories:

0 comments:

Post a Comment